Kamis, 22 Desember 2016

Kue Basah Dari Susu Kerbau

Berbagai daerah di Indonesia sudah pasti memiliki keunikan yang beragam karena setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Keragaman itu tak lain muncul oleh salah satu faktornya seperti potensi yang ada sehingga menjadikan daerah itu unik dari daerah yang lain. Mulai dari adat istiadatnya, bahasa, hingga ke masalah kuliner.

Nah, kalau berbicara tentang kuliner, ada satu jenis kuliner di Indonesia yang sangat unik. kuliner ini merupakan jenis kue basah yang berasal dari pulau Sumbawa. Kue basah ini oleh masyarakat Sumbawa disebut pelopo. Meski asalnya dari Sumbawa, namun tak semua daerah Sumbawa yang menghasilkan pelopo. Hanya daerah tertentu yang menghasilkan kue jenis ini, seperti Sumbawa barat dan sebagian daerah Sumbawa besar.

Pelopo berbahan dasar susu kerbau dan gula merah. Itulah mengapa pelopo sulit ditemukan.  Bahan dasarnya yang berasal dari susu kerbau itulah yang sulit diperoleh. Sehingga pembuatan pelopo hanya terbatas pada daerah tertentu saja terutama daerah yang memiliki ternak kerbau yang banyak, seperti di Taliwang Sumbawa Barat dan sebagian daerah-daerah di Kabupaten Sumbawa Besar.

Pelopo paling enak jika dinikmati bersama dengan poteng lege yaitu sebutan masyarakat Sumbawa kepada tape dari beras ketan. Dua jenis kue basah ini memang saling melengkapi. Ibaratnya jika menyebut kata pelopo, poteng pun harus ada. Jadi jangan heran jika penjual pelopo selalu saja merangkap sebagai penjual poteng sekaligus.

Sumber: mesraseteluk

Selasa, 20 Desember 2016

Sate Tanjung


Awalnya, sate ini merupakan makanan yang disajikan pada acara keagamaan maupun hajatan perkawinan. Namun seiring dengan populernya kelezatan Sate Tanjung, makanan ini menjadi sajian kuliner yang bisa kita nikmati sehari-hari. Tidak itu saja, pemerintah setempat bahkan sudah menetapkan Sate Tanjung sebagai makanan khas Lombok Timur dan menjadi bagian dari kekayaan wisata. Itu mengapa, wisatawan asing yang singgah atau tinggal lebih lama di Lombok sangat mengenal dan mengakui kenikmatan Sate Tanjung. Rasa khas sate Tanjung ini, konon hanya bisa diperoleh dari masyarakat Tanjung asli. Mereka memiliki racikan khusus yang menghasilkan cita rasa yang berbeda. Itu mengapa, jika Anda mencicipi Sate Tanjung di luar daerah, rasanya akan jauh berbeda dengan yang asli.

Sate Tanjung biasanya berasal dari ikan Cakalang atau ikan Langoan. Jika Cakalang sedang jarang dijumpai di pasaran, maka ikan Langoan-lah yang dipakai. Selain Cakalang dan Langoan, ada ikan Marlin yang biasanya dipakai sebagai bahan untuk Sate Tanjung. Berat seekor ikan Marlin ini bisa mencapai 40-50 kilogram. Ikan seharga Rp. 800 ribu itu per 10 kilonya bisa digunakan untuk membuat sate sebanyak 500 tusuk. Untuk membuat sate ini, pertama-tama bersihkan sisik, tulang dan duri ikan. Setelah itu diiris kecil-kecil, dibasahi dan diberikan bumbu yang  terdiri dari cabai kecil, kunyit, jahe, lengkuas, kemiri, garam, dan cuka. Sebelumnya bumbu-bumbu itu harus digiling terlebih dahulu. Setelah bumbu dan daging ikan siap, tambahkan santan kelapa kental. Tiga bahan itu diaduk hingga menjadi tepung. Jika sudah, adonan dijadikan tusukan dalam sebilah bambu. Setiap tusuk berisi 5 biji. Setelah itu, dipanggang di atas bara api batok kelapa. Supaya harum, jangan lupa diberi perasan daun jeruk nipis.

Sate Tanjung sangat nikmat pada saat masih panas bersama lontong atau nasi. Rasa gurih dari daging dan santan serta pedas dari rempah-rempah sangat terasa. Campuran rempah-rempah dan ikan yang dibakar ini membuat badan akan terasa bugar, hangat dan berkeringat. Tak ayal, banyak wisatawan yang ketagihan untuk lagi dan lagi mencicipi Sate Tanjung.

Untuk mendapatkan sate ini amatlah mudah. Para penjual Sate Tanjung biasa berjajar di pinggir jalan sekitar pasar Tanjung atau sekitar Terminal Tanjung. Harga per tusuknya Rp. 500 atau jika ingin memesan satu porsi, Anda hanya perlu merogoh kocek Rp. 10 ribu. Rata-rata penjual Sate Tunjung ini akan mangkal sejak pukul 14.00 hingga 21.00 waktu setempat. Jika Anda ingin merasakan gurihnya Sate Tanjung langsung di daerah asalnya, Lombok Utara dapat ditempuh dengan motor atau mobil selama kurang lebih 1 jam.

Sumber: lombokday

Ares masakan khas Lombok


Diantara banyak makanan khas Lombok, Nusa Tenggara Barat seperti Ayam Taliwang, Plecing Kangkung dan Sate Bulayak, sayur Ares adalah yang paling unik. Betapa tidak, sayur ini terbuat dari pelepah pisang. Penasaran ?

Ares adalah sayuran khas Lombok yang bahan utamanya berasal dari pelapah atau gedebok pisang yang masih muda. Rasa hidangan yang diolah dengan santan ini cukup unik, manis dan gurih. Cara pembuatan Ares adalah dengan mengupas batang pisang hingga menyisakan sedikit bagian dalamnya. Pastikan pohon pisang yang dipakai adalah batang yang belum memiliki bunga. Bagian inilah yang diiris tipis diberi garam, diremas-remas dan dicuci hingga bersih sebelum akhirnya diolah. Bumbu yang digunakan mirip menu kare yakni ketumbar, jintan, lengkuas, bawang putih, bawang merah, jahe, kemiri dan kunyit. Bumbu tersebut dimasak dengan pelepah pisang yang sudah dipotong-potong plus garam dan gula secukupnya. Sayur Ares juga bisa ditambahkan dengan daging. Oya, jangan gunakan penyedap rasa, karena akan merusak cita rasa sayur Ares.

Ares yang merupakan makanan tradisional Suku Sasak ini pada awalnya hanya disajikan saat acara begawe yakni acara makan-makan setelah berlangsungnya pernikahan. Jika dalam sebuah acara pernikahan, Ares biasanya dimasak dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan panci besar untuk memasaknya. Proses memasak dengan ukuran super ini biasanya memakan waktu hingga 1 jam. Setelah matang, Ares dipindahkan ke dalam panci yang lebih kecil atau piring agar lebih mudah untuk dibagikan. Banyak orang yang berpendapat bahwa tidak lengkap sebuah pesta pernikahan jika tidak ada hidangan Ares didalamnya. Kini Ares banyak ditemui di warung-warung biasa sebagai makanan sehari-hari. Jika Anda jalan di seputaran Mataram dan Cakranegara, ada banyak warung makan yang menjual Ares.


Masakan ini memiliki latar belakang yang cukup unik. Konon pada suatu masa pulau Lombok mengalami musim kekeringan yang sangat panjang sehingga tidak banyak tanaman yang bisa tumbuh. Bahkan banyak binatang ternak yang akhirnya mati karena kelaparan. Salah satu jenis pohon yang tetap bisa bertahan di tengah kekeringan adalah pohon pisang. Pohon pisang inilah yang kemudian menjadi pengganti rumput, makanan bagi ternak-ternak warga yang sudah kelaparan. Adalah seorang lelaki bernama Loq Ares yang melihat sapi-sapinya lahap memakan pelepah pisang. Dari situlah terbit ide untuk membuat sayur dari pelepah pisang yang masih muda. Oleh Ibu Ares, pelepah itu dipotong-potong dan diracik dengan menggunakan bumbu yang sudah ada di dapur. Setelah dimasak dan dirasakan, ternyata sayuran ini tidak kalah enak dengan makanan lainnya. Sejak itu, Loq Ares dianggap penemu masakan tradisional ini.

Sayuran Ares bisa menjadi alternatif bagi Anda yang kurang menyukai masakan pedas khas Lombok. Sayur ini cocok untuk makam malam atau sarapan. Ares lebih nikmat jika dimakan saat masih hangat dengan sepiring nasi putih.

Sumber: lombokday

Sate Bulayak Suranadi


Inilah makanan khas Lombok lainnya selain Ayam Taliwang yang sangat terkenal itu. Ya, Sate Bulayak adalah sajian kuliner yang harus Anda coba saat liburan di Nusa Tenggara Barat. Sate ini terbuat dari daging sapi yang dilumuri dengan bumbu khas Lombok disajikan dengan lontong. Lezat!

Bulayak adalah sejenis lontong yang dibungkus dengan daun aren atau daun enau dengan bentuk memanjang seperti spiral, sehingga untuk membukanya harus dengan gerakan memutar. Hampir sama dengan lontong, bedanya masakan Jawa itu dibungkus dengan daun pisang. Hampir mirip juga dengan ketupat, walaupun berbeda bentuk karena ketupat berbentuk persegi empat. Dalam bahasa Sasak “Bulayak” memang berarti “lontong”. Bagi beberapa orang, rasa Bulayak jauh lebih lembut dan gurih ketimbang lontong maupun ketupat. Daun aren-lah yang membuat aroma dan rasa Bulayak menjadi sedap dan membedakan dengan lontong dan ketupat.

Bulayak disajikan dengan sate daging sapi atau jeroan yang dilumuri bumbu khas Sasak. Bumbunya terbuat dari kacang tanah yang disangrai dan ditumbuk, lalu direbus dengan santan dalam jumlah dominan. Setelah itu dicampur dengan bumbu-bumbu lain seperti bawang, ketumbar, jintan dan cabai. Sate yang sudah dilumuri bumbu kemudian dibakar diatas arang batok kelapa. Aroma sate yang sedang dibakar inilah yang membuat pembeli tak sabar untuk segera melahap Sate Bulayak. Setelah matang, sate dikucuri air jeruk nipis dan ditaruh sambal. Cara menghidangkan Sate Bulayak juga unik. Penjual biasanya tidak menyediakan garpu maupun sendok sehingga Anda harus menikmati sate ini dengan cara dicocol pada bumbu sate yang sudah disediakan. Minuman paduan pas untuk Sate Bulayak adalah es kelapa muda yang disajikan dalam batoknya tanpa ditambahi pemanis buatan. Sedap!

Oya, racikan bumbu Sate Bulayak yang sarat dengan cabai inilah yang membuat rasa sate tidak hanya gurih namun juga super pedas, seperti citarasa makanan khas lombok lainnya. Bagi Anda yang tidak biasa makan makanan pedas ada baiknya untuk tidak makan sambalnya terlalu banyak. Walaupun diakui oleh banyak penikmat kuliner bahwa pedasnya Sate Bulayak inilah yang membuat kita tak mau berhenti makan hingga tandas di suapan yang terakhir.

Semula penjual Sate Bulayak hanya bisa ditemui di Kecamatan Narmada Lombok Barat, namun kini sudah merambah ke berbagai tempat, khususnya di objek-objek wisata seperti di halaman Pura Lingsar, Taman Narmada, Taman Suranadi, Makam Loang Baloq hingga di beberapa sudut Pantai Senggigi serta di Jalan Udayana. Seporsi Sate Bulayak terdiri atas satu piring sate yang berisi 10 tusuk dan 5 hingga 6 potong Bulayak dengan harga Rp. 12 ribu. Murah dan sangat terjangkau di kantong bukan?

Sumber: lombokday

Jumat, 16 Desember 2016

Ikan Bakar Sirapadang dan Sirasang


Perbedaannya ikan bakar sirapadang dengan sirasang adalah dimana ikan sirapang menggunakan bumbu merah sedangkan ikan bakar sirasang menggunakan bumbu kuning dengan bahan dasar kunyit.

Ikan bakar ini dapat ditemukan disepanjang jalan di Sumbawa dan terjual bebas serta harganya pun murah. Berbagai jenis ikan dapat digunakan, yang menjadi ciri khas hanya ada pada bumbunya, karena diracik khusus dari Sumbawa dan turun-temurun dilestarikan.

Sumber: awesome2015blog

Senin, 12 Desember 2016

Soto Nangka masakan khas Sumbawa


Bahan: Soto nangka

1/2  kg  Daging sapi/ Iga sapi.
1/2  kg  Nangka muda. potong kecil.
1/4  butir  Kelapa parut disangrai dan dihaluskan.
5  biji  Bawang merah goreng kering.
5  buah  Cabai merah iris serong bulat.
2  sendokmakan  Air asam.
2  batang  Sere memarkan.
4  lembar  Daun jeruk purut.
3  lembar  Daun salam.
11/2  cm  Lengkuas, memarkan.
Bumbu halus: Soto nangka.
6  butir  Bawang merah.
2  siung  Bawang putih.
5  butir  Kemiri.
1  sendokteh  Ketumbar.
1/4  sendokteh  Jintan.
1/2  sendokteh  Merica.
1  cm  Kunyit.
1  sendokteh  Garam/sesuai selera.
minyak untuk menumis.
Air secukupnya.

Cara memasak:
Rebus nangka yang telah dipotong sampai empuk, tiriskan, sisihkan.
Tumis bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan, masukkan sere, cabai merah, air asam, daun jeruk purut, dan lengkuas, sampai harum, bila sudah harum masukkan kelapa parut sangrai yang sudah dihaluskan.
Tuang air secukupnya, aduk sampai rata.
Masukkan daging atau tulang iga, masak sampai daging empuk.
Masukkan nangka, masak lagi sampai bumbu meresap dalam nangka.
Angkat soto nangka telah matang.
Hidangkan soto nangka dalam keadaan panas-panas, lebih enak taburi dengan bawang goreng.

Sumber: karangbelo

Jumat, 09 Desember 2016

Tumi Sepi (Tumis Udang Rebon)


Sepi adalah makanan khas Bima yang terbuat dari udang rebon (anak udang yang sangat kecil yang di Bima disebut Sepi Bou). Udang rebon difermentasi dengan garam saja sehingga mengeluarkan aroma khas.

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

*   2 sendok makan Sepi
*   1 ruas jari lengkuas
*   1 lembar sereh
*   2 genggam kemangi
*   1 sendok makan minyak goreng
*   100ml air Bumbu-bumbu (Semuanya diiris-iris)
*   10 butir bawang merah
*   5 siung bawang putih
*   1 buah tomat ukuran besar
*   7 buah belimbing sayur
*   5 buah cabe keriting
*   1-15 buah cabe rawit biarkan utuh
*   Garam secukupnya
*   Gula pasir ½ sendok teh Cara Membuatnya

Cara membuat:
Panaskan minyak, tumis semua bumbu yang sudah diiris masukkan daun sereh dan lengkuas setelah harum masukkan    Sepi, garam secukupnya dan gula pasir, masukkan 100ml air, aduk-aduk terus hingga matang. Sebelum diangkat masukkan cabe rawit dan kemangi biarkan cabe rawit layu setelah itu angkat. Siap dihidangkan dengan lalaban. Cocok dihidangkan bersama sayur asam atau sayur bening.

SEPI bisa juga dikonsumsi langung tanpa dimasak terlebih dahulu. Tambahkan cabe rawit (potong-potong) dan air jeruk purut, lebih sedap bila kulit jeruk purut diiris-iris dicampurkan dengan SEPI (sebelumnya jeruk purut dimemarkan dulu untuk membuang rasa getir). Atau juga bisa dicampurkan dengan mbohi dungga (sambal parado).

Sumber: bimakab
Foto: alanmalingi